Mengungkap Misteri Weton Jumat Wage: Karakter, Jodoh, dan Puncak Kejayaan Menurut Primbon Jawa Kuno
![]() |
Ilustrasi weton Jumat Wage. (Generatif ChatGPT) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Pernahkah Anda bertemu seseorang yang tampak tenang dan pendiam, namun di sisi lain begitu disukai dan mudah bergaul dengan banyak orang? Seseorang yang hatinya baik, tetapi juga mudah kecewa? Dalam khazanah budaya Jawa, karakter kompleks seperti ini seringkali dikaitkan dengan weton kelahiran. Salah satu yang paling menarik untuk dibahas adalah Jumat Wage.
Berdasarkan kitab-kitab primbon kuno yang menjadi warisan leluhur, weton bukan sekadar penanda hari lahir, melainkan sebuah peta kosmik yang memuat ramalan tentang watak, nasib, hingga jalan hidup seseorang. Mari kita selami lebih dalam makna dan rahasia di balik weton Jumat Wage, langsung dari sumber-sumber otentiknya.
Karakteristik Umum Weton Jumat Wage: Perpaduan Sang Pertapa dan Kerbau
Menurut perhitungan Primbon Jawa, hari Jumat memiliki nilai (neptu) 6, sementara pasaran Wage bernilai 4. Dengan demikian, weton Jumat Wage memiliki jumlah neptu 10. Angka ini menjadi dasar dari berbagai ramalan mengenai sifat dan perjalanan hidup mereka.
Kitab "Primbon Pawukon Bayi Lahir" memberikan gambaran yang sangat detail tentang kepribadian Jumat Wage melalui berbagai lambang yang melekat padanya.
Sifat Positif: Pesona Sang Pertapa yang Murah Hati
Orang yang lahir pada hari Jumat digambarkan memiliki perilaku layaknya seorang pertapa atau pendita (ibarat perilaku pendita). Hal ini tercermin dari sifat-sifat positif mereka yang menonjol:
• Baik Hati dan Murah Hati: Di bawah naungan pohon Kemuning, mereka digambarkan memiliki hati yang baik lahir dan batin. Sifat ini diperkuat oleh lambang gedungnya, yang menunjukkan watak murah hati. Mereka tulus dan tidak segan menolong sesama.
• Disukai Banyak Orang: Pesona alami membuat mereka disayangi oleh para pembesar dan raja. Lambang burung Kepala Jatha juga menunjukkan bahwa mereka gemar berkumpul dan bergaul dengan orang banyak, menandakan kemampuan sosial yang baik.
• Tenang dan Berhati-hati: Di bawah naungan Dewa Betara Asmara, mereka cenderung tenang saat bekerja dan pendiam. Sifat kehati-hatian ini juga dilambangkan oleh kakinya yang berada di kebun, yang bermakna dalam menjalankan pekerjaan selalu berhati-hati.
• Berjiwa Luhur dan Suka Belajar: Sebagai "pertapa", mereka rela berkorban untuk sanak keluarga, suka mencari ilmu, dan memiliki budi yang halus.
Sifat Negatif: Sisi Lain yang Perlu Diwaspadai
Namun, tidak ada gading yang tak retak. Di balik sifat-sifat mulianya, Jumat Wage juga menyimpan beberapa kelemahan yang perlu diwaspadai:
• Mudah Kecewa dan Sensitif: Pengaruh Betara Asmara membuat mereka mudah kecewa hati. Perasaan mereka sangat lembut dan mudah terluka jika tidak dijaga.
• Keras Kepala dan Sulit Memaafkan: Pasaran Wage dilambangkan seperti kerbau atau lembu (ibarat perilaku kerbau/lembu). Sifat ini membawa watak yang jika hatinya disakiti, sering kali menjadi buta mata (marah besar dan sulit memaafkan).
• Cenderung Lupa Diri saat Bahagia: Salah satu peringatan terbesar bagi pasaran Wage adalah ketika mereka mendapat kebahagiaan, mereka mudah lupa akan sanak keluarga. Ini menjadi pengingat untuk selalu menjaga hubungan baik dengan kerabat terdekat.
• Banyak Bicara dan Rentan Masalah Janji: Meski cenderung pendiam saat bekerja, Wuku Warigagung yang menaungi mereka menandakan bahwa mereka "banyak tutur katanya". Namun, ada bencana yang mengintai, yaitu bencana bila menepati janji. Hal ini bisa diartikan bahwa janji mereka bisa membawa kesulitan atau mereka sulit untuk menepati janji yang dibuat.
Peran dalam Kehidupan: Jalan Menuju Puncak Kejayaan
Primbon tidak hanya mengupas karakter, tetapi juga memberikan petunjuk mengenai peran seseorang dalam kehidupan, mulai dari jodoh, karier, hingga perjalanan rezeki.
Jodoh dan Hubungan Asmara
Sumber-sumber primbon yang tersedia tidak secara spesifik menyebutkan weton mana yang paling cocok menjadi jodoh Jumat Wage. Namun, berdasarkan analisis karakter, dapat disimpulkan bahwa mereka membutuhkan pasangan yang sabar, pengertian, dan mampu menjaga perasaan mereka yang mudah kecewa. Sifat mereka yang baik hati dan sosial akan membuat hubungan menjadi harmonis, asalkan pasangannya dapat memahami sisi keras kepala dan sensitif mereka.
Karier dan Profesi yang Cocok
Dengan watak yang teliti, hati-hati, dan disukai banyak orang, ada beberapa bidang pekerjaan yang diramalkan akan membawa kesuksesan bagi Jumat Wage:
• Perdagangan: Kitab primbon secara spesifik menyebutkan bahwa pencaharian yang berhasil bagi mereka adalah berdagang kain.
• Bidang yang Membutuhkan Ketelitian dan Kesabaran: Sifat tenang dan hati-hati saat bekerja membuat mereka cocok dalam pekerjaan yang membutuhkan ketekunan, seperti seniman, pengrajin, atau peneliti.
• Penasihat atau Guru: Jiwa "pertapa" yang suka mencari ilmu dan disukai oleh para pembesar membuka peluang bagi mereka untuk menjadi penasihat, konsultan, atau tenaga pendidik yang dihormati.
Keuangan dan Puncak Kejayaan: Sukses di Usia Senja
Salah satu ramalan paling menarik untuk Jumat Wage adalah perjalanan hidup mereka yang cenderung terus menanjak menuju puncak kejayaan di usia tua. Berikut adalah ramalan nasib mereka berdasarkan rentang usia:
• Sejak lahir hingga usia 16 tahun: Mengalami "Untung" (keberuntungan).
• Usia 17 hingga 24 tahun: Memasuki masa "Sri", yang diartikan hidupnya senang, seperti tumbuhan yang sedang berbunga, dan hubungannya serasi jika sudah berkeluarga.
• Usia 25 hingga 36 tahun: Diberkahi "Rezeki" yang melimpah.
• Usia 37 hingga 48 tahun: Kembali mengalami masa "Untung".
• Usia 49 hingga 70 tahun: Mencapai puncak "Jaya", di mana usahanya selalu berhasil, disegani, dan disayangi oleh sesama.
Ramalan ini menunjukkan bahwa kesuksesan terbesar mereka cenderung datang di paruh kedua kehidupan mereka, sebuah buah dari kesabaran dan ketekunan di masa muda.
Fungsi Sosial dan Penangkal Bala
Untuk menyeimbangkan energi dan menangkal potensi sifat buruk, primbon menyarankan sebuah ritual penyucian diri (usaha penangkalnya). Bagi Jumat Wage, disarankan untuk mandi suci dengan air merang ketan (padi pulut) yang ditaruh di dalam belanga baru. Pakaian yang dikenakan saat mandi adalah kain kuning, dan disertai dengan sesaji berupa nasi punar serta doa ruwah.
Sebagai jimat atau pegangan, disarankan untuk memakai cincin emas tanpa rajah (tulisan magis). Hal-hal ini dipercaya dapat memperkuat energi positif dan meredam sifat-sifat negatif yang mereka miliki.***
Posting Komentar