Lima Weton Primbon Jawa Diramal Sejahtera di Usia Senja: Ada Senin Wage hingga Jumat Pon

Table of Contents

Primbon Jawa sebut 5 weton ini makin makmur & penuh berkah di usia tua. Pelajari karakter unik Senin Wage, Selasa Legi, Senin Pahing, Kamis Legi, & Jumat Pon. Bukan takdir mutlak, tapi petunjuk.

Ilustrasi sejahtera di masa tua. Gambar oleh Nattanan Kanchanaprat dari Pixabay
Ilustrasi sejahtera di masa tua. Gambar oleh Nattanan Kanchanaprat dari Pixabay

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Bayangkan hidup di usia senja, ketika tubuh tak lagi sekuat dulu, namun kemakmuran justru datang menyapa: rumah tenang, rezeki deras, hati damai. Menurut kepercayaan Primbon Jawa, ada lima weton istimewa yang ditakdirkan untuk hidup nyaman dan penuh berkah di masa tuanya. Mereka bukan hanya mapan secara materi, tetapi juga penuh ketenangan batin dan keberkahan hidup.

Karakteristik Unik dan Titik Balik Kehidupan

Kelima weton ini, yaitu Senin Wage, Selasa Legi, Senin Pahing, Kamis Legi, dan Jumat Pon, memiliki karakteristik unik yang membentuk perjalanan hidup mereka menuju kemakmuran di usia tua. Meskipun angka neptu (nilai penjumlahan hari dan pasaran Jawa) mereka bervariasi, bahkan ada yang tergolong kecil seperti Senin Wage (neptu 8), hal itu tidak menghalangi potensi besar yang mereka miliki. Justru, dalam falsafah Jawa, angka kecil terkadang membawa keberkahan tersembunyi.

Berikut adalah profil singkat dari kelima weton tersebut:

• Senin Wage: Dikenal dengan watak halus, sabar, dan kepedulian tinggi terhadap sesama, senang membantu tanpa pamrih. Mereka sangat hemat dan pandai mengatur keuangan, serta memiliki tekad dan kemauan besar. Di bawah naungan "tunggak semi," rezeki dan keberuntungan mereka akan tumbuh perlahan namun pasti. Titik balik kehidupan mereka dipercaya terjadi pada usia 48 tahun ke atas, di mana rezeki mengalir lancar dan kondisi ekonomi stabil.

• Selasa Legi: Termasuk dalam weton yang akan hidup enak di masa tua bukan karena keberuntungan semata, melainkan karena ketekunan dan keyakinan bahwa setiap usaha pasti ada balasan. Mereka memiliki semangat tidak mudah menyerah; meski jatuh, akan bangkit. Di usia senja, mereka tidak hanya menikmati rezeki berlimpah tetapi juga menjadi sosok bijak dan disegani.

• Senin Pahing: Memiliki neptu 13 yang melambangkan potensi besar tersembunyi. Mereka cenderung tertutup dan suka menyendiri, namun memiliki fokus yang kuat, tidak mudah terganggu, serta memiliki kesabaran dan ketekunan luar biasa dalam menghadapi tekanan hidup. Kemampuan berpikir kreatif dan "out of the box" membuat mereka cocok di berbagai bidang seperti wirausaha atau seni. Titik emas kehidupan mereka akan datang saat memasuki usia 48 tahun ke atas, di mana semua jerih payah mulai membuahkan hasil, bahkan mereka mampu meningkatkan taraf ekonomi keluarga dan membahagiakan orang tua.

• Kamis Legi: Dikenal berwibawa, tangguh, dan memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Mereka pekerja keras, disiplin, dan berintegritas, tidak suka bergantung pada orang lain. Memiliki aura kepemimpinan alami dan sifat royal dalam berbagi. Meskipun sering menghadapi ujian di awal hidup, mereka menempa diri menjadi pribadi yang kokoh. Masa puncak keberuntungan mereka hadir di usia 48 hingga 54 tahun, di mana hasil kerja keras dan pengabdian mulai terasa, dan mereka menjadi panutan dalam keluarga.

• Jumat Pon: Sering disebut sebagai pribadi dengan aura ketenangan yang memancar. Cenderung pendiam, tertutup, dan memiliki kedalaman berpikir serta kebijaksanaan yang melebihi usianya. Mereka jujur dan sangat bertanggung jawab, tidak suka membohongi diri sendiri atau orang lain. Kejujuran ini menjadi magnet keberuntungan. Rezeki mereka mulai mengalir deras saat usia memasuki 48 hingga 54 tahun, di mana mereka bisa membangun pondasi hidup yang kuat dan stabil, dikelilingi keluarga harmonis.

Dari Perjuangan Awal Menuju Kemakmuran Senja

Pola yang terlihat dari kelima weton ini adalah bahwa kemakmuran di usia senja seringkali bukan datang instan. Hidup mereka di awal seringkali diwarnai tantangan, kerja keras, dan bahkan kesulitan ekonomi atau tanggung jawab besar. Namun, ketahanan, kesabaran, dan etos kerja yang kuat menjadi bekal penting bagi mereka. Mereka menanam benih kebaikan dan usaha tanpa henti, yang hasilnya baru dipanen saat usia memasuki fase kematangan, umumnya di atas 48 tahun. Ini adalah masa di mana rezeki mengalir lebih lancar, masalah mereda, dan kehidupan terasa lebih lapang. Kebahagiaan mereka tidak semata karena kekayaan, tetapi juga karena kedamaian batin, kearifan, serta penghormatan dari lingkungan sekitar.

Weton Bukan Takdir Mutlak: Niat, Usaha, dan Doa Kunci Utama

Meskipun Primbon Jawa memberikan gambaran yang menarik, penting untuk digarisbawahi bahwa weton bukanlah takdir mutlak. Ia adalah petunjuk, bukan penentu; peta, bukan jalan satu-satunya. Kesejahteraan di masa tua sejatinya sangat tergantung pada niat, usaha, dan doa individu.

Orang yang lahir di weton apa pun tetap bisa sukses dan bahagia di masa tua, asalkan hidupnya lurus, tidak menyakiti sesama, dan selalu menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Sebaliknya, keberkahan bisa menjauh jika hidup dipenuhi kesombongan, ketamakan, dan kezaliman, bahkan bagi weton yang dianggap kuat sekalipun.

Inti ajaran leluhur Jawa melalui primbon adalah tentang kesadaran dan kehati-hatian dalam menjalani hidup; mengajarkan kita untuk mengenal diri, memahami watak, dan mencari jalan yang selaras dengan kodrat alam. Masa tua adalah buah dari pohon yang kita tanam di masa muda. Jika yang kita tanam adalah kebaikan, kerja keras, kejujuran, dan kasih sayang, maka saat rambut memutih dan tubuh melemah, yang datang bukan hanya harta dan kemapanan, tetapi juga kedamaian, cinta, dan penghormatan dari banyak orang. Kelima weton ini adalah cermin dari karakter kuat yang tumbuh dalam diam, berkembang dalam kesabaran, dan mekar pada waktunya.***

Posting Komentar